WhatsApp memerangi hoax dan memulai kampanye kesadaran publik
WhatsApp secara resmi meluncurkan kampanye untuk mengedukasi masyarakat tentang cara mengidentifikasi dan mencegah penyebaran disinformasi di Indonesia.
Dalam acara bertajuk “Hancurkan Hoaks Semudah ABC: Jari Pintar Untuk Negeri”, WhatsApp mengajak masyarakat Indonesia untuk mengikuti konten berita, membacanya sampai habis, cek sumber informasi dan atasi hoax dengan tiga langkah sederhana ABC.
Kampanye ini didasarkan pada upaya WhatsApp untuk menjangkau seluruh masyarakat Indonesia pada tahun lalu menjelang tantangan sosial Pilkada 2020,” kata Director of Communications WhatsApp APAC Sravanthi Dev melalui konferensi pers virtual.
Ia melanjutkan, pihaknya juga sangat antusias untuk meluncurkan kampanye ABC Smart Fingers Throw Hoaks ini. Kampanye ini meliputi peluncuran chatbot cek fakta versi terbaru, hasil kerjasama WhatsApp dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), dan bekerja sama dengan komunitas cek fakta dan influencer media sosial untuk bersosialisasi dan terhubung mendorong keterlibatan masyarakat Indonesia melawan disinformasi.
Untuk membuat pesan ini lebih menarik dan mudah diingat, WhatsApp membungkus tiga langkah sederhana ABC dalam bentuk jingle yang menyenangkan, diikuti dengan tantangan menari yang dikoreografikan oleh bintang TikTok yang sedang naik daun, Triarona. WhatsApp juga bekerja sama dengan komedian Abdul Kadir dan tokoh masyarakat Rosianna Silalahi untuk menyebarkan pesan penting ini di berbagai platform termasuk Facebook dan Instagram.
Selain itu, WhatsApp juga bermitra dengan Mendoan, podcast kontemporer dalam bahasa Jawa, serta sejumlah stasiun radio untuk menjangkau lebih jauh ke pelosok Indonesia. Melalui upaya tersebut, WhatsApp berharap dapat membantu masyarakat lintas generasi untuk lebih kritis terhadap informasi yang beredar di aplikasi perpesanan dan lebih peka sebelum pesan yang diterima diteruskan.
Pengecekan fakta melalui chatbot Maindo sendiri dikembangkan dengan dukungan finansial dari WhatsApp. Chatbot juga mudah diakses, pengguna cukup menambahkan nomor chatbot Maindo (+62-859-2160-5000) ke kontak WhatsApp mereka. Setelah itu, pengguna bisa mengirimkan pesan ke chatbot untuk mengecek fakta dan mendapatkan tips bagaimana melindungi diri dari hoax.
“Indonesia memiliki jumlah pengguna media sosial tertinggi ketiga di dunia, tetapi literasi digital masih rendah. Pada umumnya masyarakat Indonesia hanya melihat headline yang sensasional dari berita yang mereka terima, berhenti membaca isi berita tersebut kemudian langsung meneruskannya ke grup chat mereka,” kata Ketua Praesidium Maindo Septiaji Eko Nugroho di kesempatan yang sama.
Dengan chatbot ini, ia ingin menawarkan kepada jutaan pengguna WhatsApp di Indonesia cara yang efisien dan mudah untuk mengecek informasi yang mereka terima. Dengan cara ini, setiap orang diharapkan berperan dalam menekan disinformasi.
Selain memperkenalkan kampanye, WhatsApp juga telah mengadaptasi desain produknya dalam beberapa tahun terakhir untuk mengekang disinformasi. Pertama, WhatsApp membatasi jumlah pesan yang diteruskan ke hanya lima kontak sekaligus dan mengurangi jumlah pesan yang diteruskan sebesar 25 persen.
WhatsApp kemudian memperkenalkan label “forwarded” (panah tunggal) dan “heavy forwarded” (panah ganda), yang membuat pengguna berpikir dua kali sebelum meneruskan pesan lagi. WhatsApp juga telah memperbarui pengaturan privasi grup sehingga pengguna dapat meningkatkan keamanan privasi mereka.
Awal tahun ini, WhatsApp membatasi pesan yang seringkali hanya diteruskan ke satu orang atau grup dalam satu waktu. Overhead ini mengurangi jumlah pesan yang diteruskan, yang diteruskan berkali-kali, hingga 70 persen.
Perubahan produk ini mencerminkan komitmen WhatsApp untuk mengurangi disinformasi. Ke depan, WhatsApp akan terus memprioritaskan pengembangan produk yang dapat membantu memerangi penyebaran disinformasi. (JPC)
Sumber :